Mahasiswi Untar Terjatuh dari Lantai 4: Kisah Pilu di Balik Curahan Hati Dalam Diary-nya
Kabar duka menyelimuti kampus Universitas Tarumanagara (Untar) beberapa waktu lalu. Seorang mahasiswi, sebut saja namanya Bunga, ditemukan terjatuh dari lantai 4 gedung fakultasnya. Berita ini mengejutkan banyak orang, terutama teman-teman dan keluarga Bunga. Banyak pertanyaan muncul di benak mereka: apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang membuat Bunga nekat melakukan hal itu?
Ternyata, Bunga menyimpan banyak curahan hati dalam sebuah diary. Diary ini menjadi saksi bisu perjalanan hidup Bunga, yang penuh lika-liku dan kesedihan.
Diary Menjadi Cermin Jiwa
Bunga, anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, selalu diharapkan untuk berprestasi. Prestasi akademik menjadi fokus utama orang tuanya. Tekanan untuk mencapai nilai yang memuaskan selalu menempel erat dalam pikiran Bunga. Dalam diary-nya, ia sering menuliskan kekecewaan dan kejenuhannya.
"Mama selalu membandingkan aku dengan anak tetangga yang selalu juara kelas," tulis Bunga di salah satu halaman diary-nya. "Aku merasa tertekan, kayak terjebak dalam perlombaan yang gak ada ujungnya."
Diary menjadi tempat Bunga melampiaskan semua perasaan terpendamnya. Di sana, ia bebas mencurahkan segala rasa sedih, takut, dan frustrasinya. Namun, sayang, isi diary Bunga tidak sampai ke telinga orang tuanya.
Membaca Isyarat yang Terlewatkan
Melihat diary Bunga sekarang, rasanya menyesal tak terkira. Mungkin saja, jika kita peka, kita bisa menangkap isyarat-isyarat kecil yang menunjukkan bahwa Bunga sedang berjuang dengan beban berat di pundaknya.
Contohnya, Bunga sering terlihat murung dan melamun di kelas. Dia juga cenderung mendiamkan diri dan jarang berinteraksi dengan teman-temannya. Jika kita peka, mungkin saja kita bisa mendekati Bunga dan bertanya apa yang sedang terjadi.
Pesan Moral dari Kisah Pilu
Kisah Bunga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Terkadang, orang yang terlihat ceria dan kuat di permukaan justru menyimpan luka dan kesedihan yang mendalam. Penting bagi kita untuk lebih peka dan mau menanyakan kabar orang-orang di sekitar kita.
Ingat, jangan pernah menganggap remeh perasaan orang lain. Setiap orang memiliki cerita dan perjuangannya sendiri. Mari kita saling peduli dan saling mendukung satu sama lain, agar tragedi seperti ini tidak terulang kembali.
Sebagai tambahan, penting untuk memahami bahwa depresi merupakan penyakit mental yang serius. Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala depresi, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Ada banyak sumber bantuan yang tersedia, seperti psikolog, konselor, dan organisasi kesehatan mental.